Minggu, 26 September 2010

1. Ketika Allah SWT Mengabulkan Doa Cinta Zulaikha

Di negeri kaum Barbari, hiduplah seorang putri yang kecantikannya tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, dia adalah Zulaikha, putri Raja Talmus. Zulaikha bagaikan bintang yang paling cantik dalam cakrawalanya dan permata yang paling gemerlap dalam kekayaannya.
Mimpi Zulaikha

Hingga suatu malam yang tanang manakala setiap jiwa telah dilenakan kantuk dalam peraduannya, begitu pula dengn Zulaikha yang telah dibuai dalam tidur yang dalam. Matanya terkatup dengan sempurna, namun tiba-tiba mata hatinya tersentak bangun oleh pemandangan yang tak biasanya ditangkap oleh mata batin yang paling suci sekalipun, apalagi hanya dengan mata biasa. Dalam tidurnya mata batin Zulaikha menangkap sesosok pemuda atau lebih tepatnya roh murni. Suatu bayangan yang bersinar dari dunia cahaya. Sosok pemuda tersebut hanya tersenyum, namun itu telah cukup untuk membuat Zulaikha seketika jatuh cinta. Kemudian bayangan itupun lenyap, membuat Zulaikha kemudian terbangun dan seketika menjadi orang yang terbius oleh cinta.
Zulaikha pun berubah menjadi gadis yang sering melamun dan senantiasa menantikan malam untuk kembali bermimpi dan bertemu dengan si pemilik wajah yang dicintainya. Zulaikha juga kerap menangis dan meratap dalam penderiataan cinta yang tiada berakhir. Hingga akhirnya suatu malam bayangan yang indah tersebut kembali menjajah mimpinya dan menyatakan identitasnya, “Aku adalah Wazir Agung dari Mesir dan Mesir adalah kediamanku.”
Menikah dengan Wazir Agung
Kesedihan Zulaikha semakn bertambah, wajahnya yang merah meranum sekarang seperti tulip kuning yang menguncup. Ayah Zulaikha seperti kehabisan akal melihat kondisi putrinya. Akhirnya karena tak seorangpun utusan yang datang berasal dari negeri Mesir, ayahnya pun mengirim utusan ke Mesir untuk menemui Wazir Agung. Wazir Agung Mesir sangat gembira menerima utusan dari negeri barbari tersebut. Tanpa disangka-sangka ia akan segera mendapatkan istri cantik dari negeri yang sangat jauh, yang justru memintanya untuk menjadi suami. Wazir Agungpun segera mengirimkan serombongan penjemput dari istananya untuk memboyong sang bidadari untuk segera hadir di sisinya.
Mendengar penerimaan Wazir Agung, ayahanda Zulaikha pun segera bersiap mengantarkan sang permata hati. Zulaikha senang bukan kepalang, iapun segera berkemas untuk berangkat ke Mesir. Keceriaan segera tergambar di wajahnya. Namun Zulaikha belum menyadari bahwa keberangkatannya ke mesir hanyalah satu dari babak yang masih panjang untuk dilaluinya. Bahwa Wazir Agung yang akan ditemuinya bukanlah sosok yang selama ini hadir dalam mimpinya, bukan sosok yang membuatnya mabuk oleh cinta.
Setibanya Zulaikha di mesir, dia segera disambut oleh pengiring dan pelayan Wazir Agung yang terdiri dari gadis-gadis cantik dan pemuda-pemuda polos yang hampir tak bercela. Pernikahanpun segera digelar dengan semewah-mewahnya. Zulaikha sangat bahagia . Hingga tiba masa ia harus bertemu dengan suaminya. Dengan bantuan lubang rajutan yang dibuatkan oleh inangnya, Zulaikha mengintip wajah orang yang dirindukannya. Namun betapa terkejut dan merananya Zulaikha ketika ia melihat suaminya, sang Wazir Agung ternyata bukan orang yang selama ini diimpikannya. Zulaikha kembali tenggelam dalam kesedihan.
Pertemuan dengan Yusuf
Meninggalkan Zulaikha yang tengah meratapi nasibnya, di sebuah negeri kaum Ibrani bernama Kan’an, Yusuf tengah menghadapi konspirasi jahat yang dilakukan oleh saudaranya. Yusufpun dicelakakan. Ia digantung dan dilemparkan ke dalam sumur, hingga kafilah dagang mesir melintas di sumur tersebut dan menemukannya saat mereka melemparkan timba untuk mengambil air. Yusufpun dibawa pergi untuk diperdagangkan sebagai budak.
Saat Yusuf dilelang, semua mata dengan kagum memandang ke arahnya. Kabar akan keelokan Yusufpun terdengar oleh raja. Yusufpun dipanggil oleh raja dan akan dijadikan abdi istana. Namun ketika itulah kehadiran Yusuf terlihat oleh Zulaikha yang sedang berjalan-jalan di kota. Zulaikha senang alang-kepalang. Dengan sepenuh hati, dipintanya Yusuf pada suaminya untuk segera mengambil Yusuf dari sisi raja. Dengan sejumlahtebusan yang sangat mahal, Zulaikha berhasil menempatkan Yusuf di sisinya.
Di sisi Zulaikha , Yusuf bermandi kasih sayang. Seluruh benda mahal dipakaikan padanya, hingga pelayan-pelayan Zulaikhapun harus mematuhi perintahnya. Yusuf juga diangkat sebagai anak oleh Wazir Agung. Seiring dengan perhatian dan limpahan kemewahan yang diberikannya pada Yusuf , Zulaikha tak pernah lupa untuk mencuri-curi perhatian Yusuf.
Karena tak tahan mengendapkan rasa cintanya, Zulaikha pun menyatakannnya pada Yusuf , namaun Yusuf dengan agung menolak cinta Zulaikha tersebut dengan berkata: ”Lenyapkanlah pikiran bahwa kau dapat melanggar perintah Allah, dan terdorong oleh hawa nafsu penuh dosa. Aku bahkan dapat memulai jalan menuju pengkhianatan yang menggelincirkan. Wazir Agung telah menganggapku sebagai anaknya sendiri dan mempercayakan rumah tangganya dalam kesetiaanku, mana mungkin aku mengkhianatinya.”
Zulaikha bagai tertampar angin yang melemparkannya ke sudut ruang yang hampa. Hatinya biru lebam oleh penolaakn Yusuf. Zulaikha kembali menangis menahan rasa cinta yang semakain merejam hatinya.
Istana Zulaikha
Usaha Zulaikha untuk mendapatkan hati Yusuf tak berhenti hingga di situ. Zulaikha kemudian membangun sebuah istana. Sejauh mata memandang, lukisan, hiasan, ataupun mozaik yang ada di istana tersebut melambangkan kemesraan Zulaikha dan Yusuf. Suatau hari Zulaikha mengajak Yusuf pergi bersamanya di dalam istana tersebut.
Sebagai budak yang patuh, Yusufpun mengikuti ke mana Zulaikha pergi. Hingga akhirnya Zulaikha mengunci dirinya dan Yusuf di kamar lapis ke tujuh yang keseluruh pintunya telah dikunci oleh Zulaikha.
Ketika itu Zulaikha merayu Yusuf kembali dan berusaha mendapatkan cinta Yusuf. di kamar itulah Yusuf hamper saja kehilangan kendali dirinya. Namun Yusuf segera menyadari kekeliruannya manakala ia melihat patung berhala yang disembunyikan oleh Zulaikha di balik gorden kamarnya. Yusuf langsung menjerit, “apabila kesalehanmu itu berharga satu dinar, apakah kesalehanku tak seharga setitik dzarrah? Engkau malu dilihat oleh suatu objek yang tak bernyawa, dan aku berdiri tanpa malu di hadapan Dia Yang Maha Melihat segaala sesuatu, Rabb yang Maha Kekal dan Maha Kuasa“. Yusuf segera berlari menjauhi Zulaikha, Zulaikha memburunya dengan cepat, dan menarik bagian belakang baju Yusuf hingga sobek. Namun Yusuf tetap berlari, ajaibnya setiap pintu kamar yang telah dikunci oleh Zulaikha bagai tak pernah terkunci sebelumnya.
Yusuf pun berlari bagai terbang meninggalkan istana Zulaikha.
Zulaikha yang terbakar cinta, marah, dan kekhawatiran akan pengaduan yang akan Yusuf berikan pada Wazir Agung, nekat untuk mengadu lebih dahulu pada Wazir Agung. Zulaikha yang telah merobek bajunya sendiri mengadukan Yusuf pada Wazir Agung, bahwa Yusuf telah berusaha memperkosanya. Yusufpun kelimpungan, namun apalah daya seorang budak di hadapan tuannya. Akhirnya Wazir Agung mengeluarkan titah untuk memenjarakan Yusuf sebelum semua akhirnya menjadi jelas.
Di tengah perjalanan menuju penjara, Yusuf berdoa pada Allah agar dinyatakan dengan jelas siapa yang berdosa. Doa itupun segera dikabulkan oleh Allah. Dalam rombongan Zulaikha terdapat seorang bayi kecil berumur 3 bulan.
Dengan izin Allah si bayi mungil itu berkata dengan keras bahwa Yusuf tidak bersalah. Wazir Agungpun mendelik keheranan. Bayi itupun segera berkata,”aku bukanlah mata-mata penjilat yang mengungkapkan rahasia orang, namun ada hal yang tidak paduka pertimbangkan. Lihatlah bagaimana baju Yusuf tersobek. Apabila sobeknya ada di bagian depan, maka Zulaikha tidak bersaalah dan Yusuf telah berdusta untuk menyelamatkan dirinya, namun apabila sobeknya ada di bagian belakang maka Yusuf tidak bersalah.” Ketika melihat di bagian mana baju Yusuf tersobek, tahulah Wazir Agung bahwa yang telah berbuat kekejian adalah istrinya. Wazir Agung marah besar pada Zulaikha dan Yusuf diperintahkan untuk tutup mulut.
Yusuf dipenjara
Waktu berjalan dan kejadian antara Zulaikha dan Yusuf di istana Zulaikha menjadi buah bibir banyak orang. Zulaikha pun merasa panas. Zulaikha ingin menunjukkan pada wanita-wanita bangsawan yang selama ini merendahkannya, tentang budak yang telah membuatnya mabuk kepayang, siapa Yusuf yang membuatnya hilang ingatan. Zulaikha pun menggelar pesta. Di tengah pesta, Yusuf diperintahkan oleh Zulaikha untuk keluar menemui tamu-tamunya. Seketika wanita-wanita tersebut bagaikan terbang di surga, sampai mereka mengiris tangan mereka sendiri dengan pisau apel yang ada di tangannya.
Semua histeris dan kejadian setelah mereka melihat Yusuf jadi lebih menggemparkan. Ada wanita yang tak kuasa menahan jiwanya ketika melihat Yusuf, langsung meninggal seketika, ada yang langsung kehilangan akal sehatnya, adapula yang terjerat cinta seperti Zulaikha. keadaan jadi kacau balau.
Di saat inilah Zulaikha yang semakin putus asa mendapatkan Yusuf, menikam si tercinta dengan pisaunya. Zulaikha kemudian meminta Wazir Agung untuk memenjarakan Yusuf, akibat kekacauan yang terjadi. Wazir Agung setuju dan Yusufpun kemudian menempati ruang yang sama sekali tidak sepadan dengan karunia Allah yang melekat pada dirinya.
Tahun berganti tahun, pelayan yang telah dititipkan pesan oleh Yusuf untuk menyampaikan pesannya pada raja mesir telah melupakan janjinya. Hingga datanglah mimpi raja tentang tujuh ekor sapi gemuk dan tujuh ekor sapi kurus. Sapi-sapi kurus kemudian menyerang sapi-sapi gemuk hingga binasa. Rajapun menyuruh orang untuk mencari arti dari mimpinya. Setelah pelayan tersebut mengingat Yusuf, iapun segera mengantarkan Yusuf kepada sang raja dan berakhirlah penderitaan Yusuf.
Yusuf menjadi Wazir Agung
Yusuf yang mena’wilkan mimpi tersebut kemudian dipercaya untuk mengatur pertanian rakyat agar tidak sampai terjadi paceklik. Yusuf kemudian dipercaya oleh raja untuk menjadi Wazir Agung menggantikan Wazir Agung lama yang sudah sering sakit-sakitan dan akhirnya menemui ajal.
Yusuf menjadi orang kepercayaan raja sekarang. Namun berbeda dengan apa yang dialami Zulaikha. setelah Wazir Agung meninggal, ia sudah tidak lagi berharta. Hartanya yang ada di peti penyimpanan telah dia habiskan untuk siapa saja yang datang kepadanya membawakan kabar Yusuf. hingga akhirnya ia menjadi wanita yang miskin, pipinya rapuh oleh usia, tubuhnya membungkuk menahan cinta dan penderitaan. Tatapannya pun mulai kabur oleh airmata. Namun cinta Zulaikha tak pernah padam. Dengan sisa-sisa uangnya, Zulaikha membangun gubuk di pinggir jalan yang sering dilewati Wazir Agung Yusuf. di sanalah ia juga mendapatkan hidayah dari Allah untuk segera menyembah hanya pada Allah yang Maha Agung. Di setiap do’anya ia selalu berharap agar ia dapat kembali menemui Yusuf. tak jarang ia mendapat ejekan dari anak-anak kecil mengenai keberadaan Yusuf. penderitaan begitu panjang dirasakan Zulaikha, hingga suatu ketika Allah mendengar do’a Zulaikha. Rombongan Yusuf melewati rumah Zulaikha dan terdengarlah do’a yang dipanjatkan oleh Zulaikha. Yusuf pun terkesan. Ia segera meminta pada pelayannya untuk menjemput siapa gerangan wanita yang tengah memanjatkan doa terebut.
Cinta yang berlabuh
Singkat cerita, bertemulah Yusuf dan Zulaikha di istana. Yusuf tak mengenali Zulaikha. Namun Zulaikha segera mengingatkannya kembali akan seseorang yang telah mencintai Yusuf dari pertamakali bertemu dalam mimpi dan seseorang yang mengabdikan harta dan hatinya untuk si tercinta. Yusuf pun trenyuh. Dengan kasih sayangnya disembuhkannya kedua mata Zulaikha, disegarkannya kembali tubuh yang telah renta tersebut. Ketika Zulaikha mengutarakan keinginannya untuk senantiasa mendampingi Yusuf, turunlah titah ilahi yang mengizinkannya untuk menikahi Zulaikha.Yusuf pun dengan penuh kasih sayang mempersuntingnya. Mereka bersatu dalam rajutan agama Ibrahim dan Ya’qub. Mereka bersatu dalam kebahagiaan hingga setelah mereka mengikat tali kebahagiaan bersama, tahulah Yusuf bahwa Zulaikha masih terjaga kesuciannya. “ Wazir itu memang laki-laki pertama yang telah melihat tamanku, tapi dia tak pernah sampai bisa memetik kuncup mawar di sana. Dia tidak pernah sampai bisa memuaskan nafsunya, sehingga saat ini aku bisa menyerahkannya dengan aman kepadamu.” Ujar Zulaikha yang membuat Yusuf semakin sayang kepadanya.
Waktu berjalan, Yusufpun semakin tinggi dengan derajat kesalihan seorang hamba. Yusuf semakin ingin kembali pada Rabbnya dan ketika itulah Zulaikha merasa bahwa waktunya bersama Yusuf akan segera berakhir. Namun Zulaikha tetap tetap saja tak dapat menahan kesedihannya manakala waktu berpisah itu benar-benar tiba. Di atas pusara Yusuf yang tak bertanda apa-apa, Zulaikha pun meratap penuh kesedihan. Ratapannya semakin keras dan diapun semakin merasakan beratnya hidup tanpa sang kekasih. Akhirnya Allah pun menjemput nyawa wanita yang tulus memperjuangkan cintanya ini di atas pusara Sang Tercinta...
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Posting ini saya copas dari majalah "Muslimah" semoga bermanfaat untuk tetap berdoa, berusaha dan meminta padaNya, Allah SWT, apapun hasilnya, bisa jadi APA YANG KITA INGINKAN PADA HAKEKATNYA BUKANLAH SESUATU YANG KITA BUTUHKAN...

read more

Visitors Map

About This Blog

Blog ini saya jadikan sebagai tempat berbagi dengan sesama

Laman

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP